Dua Tiga Pulau Terlampaui

Hanif Adityo
3 min readMar 19, 2024

--

Tahun lalu, dengan tema yang sama, gue menulis Life as eFisherian secara spesifik tentang satu makhluk lucu nan menggemaskan: Lele

Tahun ini ada sesuatu yang berbeda. sebagai pendamping tim field, tidak hanya harus membangun kedekatan secara emosional, namun kedekatan secara jarak dan mengetahui kondisi di lapangan juga sangat penting. Sehingga sudut pandang yang digunakan bisa sesuai dengan kebutuhan dan apa yang terjadi di lapangan.

Setelah beberapa bulan berenang bersama ikan air tawar, gue dan tim dipercaya untuk pindah lini bisnis lain. Tentunya beda bisnis model akan berbeda juga cara penanganannya.

Sebagai bisnis yang fokus pada pembudidaya di seluruh Indonesia, tentunya terdapat target untuk mempelajari secara langsung bagaimana metode dan pendekatan di masing-masing wilayah. Tim dari Head Office biasanya akan ditugaskan untuk melakukan suatu objektif ketika berkunjung ke point.

Selama bertugas, gue sangat amat bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk menjejakkan kaki di dua pulau di Indonesia:

  1. Sulawesi
Makassar, Sulawesi

Tujuan utamanya bukan Makassar, tapi sebuah kota di ujung kaki pulau Sulawesi bernama Bulukumba.

Perjalanan dari Makassar ke Bulukumba memakan waktu +-6 jam (di Maps ‘hanya’ 4 jam namun aslinya lebih jauh) menggunakan mobil rental yang alhamdulillah didapatkan dalam kondisi baik.

Sebuah pengalaman yang sangat berkesan karena kalau tidak ditugaskan ke sana, rasanya membayangkan bisa menjejakkan kaki di Sulawesi saja pun tidak pernah terlintas. Karena selain harga tiket yang mahal, di sana sama sekali tidak ada sanak famili untuk didatangi. Ditambah akan mengunjungi sebuah kota indah bernama Bulukumba dengan potensi alam dan perikanan yang luar biasa.

Melihat Tanjung Bira dan Lokasi Pembuatan Kapal Phinisi

2. Kalimantan

Balikpapan, Kalimantan

Perjalanan kali ini mengunjungi beberapa kota di Kalimantan, yakni Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Tengah.

Sempat ada sedikit drama karena seharusnya kami memilih untuk landing di Banjarmasin yang secara jarak lebih dekat, namun karena satu dan lain hal, pesawat yang terpesan adalah di kota Balikpapan. Artinya perjalanan menempuh jarak lebih jauh dan melewati Ibu Kota Nusantara yang sedang dalam proses pembangunan. Sungguh pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Tiba di Balikpapan artinya kami harus mengembalikan mobil rental di kota yang sama. Membelah hutan dan jalanan lintas provinsi yang harus kalian coba sendiri :D

Perjalanan kali ini terasa lebih ekstrem karena suasana Kalimantan yang lebih ‘hutan’ dan waktu tempuh yang lebih panjang, yakni +- 8 jam dari Balikpapan ke Tabalong dengan kondisi mobil rental yang tidak memiliki bluetooth speaker. Ditambah kami merasakan menyebrang melalui pelabuhan Karingau untuk memangkas waktu tempuh.

Potensi ikan di sini terbilang masif dengan beberapa ikan endemik (ikan baung) serta pola budidaya masyarakat yang menggunakan keramba jaring apung. Sungguh kearifan lokal yang rasanya tidak akan ditemui di Jakarta.

Berada di kota tambang bernama Tabalong

Jika perjalanan ke Sulawesi terasa berkesan, maka perjalanan ke Kalimantan JAUH lebih berkesan. Rasanya sama sekali tidak akan terpikirkan untuk pergi ke sana. Sehingga dapat dikatakan bahwa life as eFisherian membawa gue untuk melihat Indonesia lebih luas lagi dengan pengalaman yang luar biasa dan pastinya tidak akan pernah terlupakan.

Mitosnya kan kalau sudah coba air Kalimantan katanya akan kembali lagi. So we’ll see!

Maju terus untuk seluruh pembudidaya di Indonesia!

Next bisa nggak ya buat menjejakkan kaki di India? 👀
Mimpi aja dulu~

--

--